Awalnya aku agak ragu dengan drama ini karena trailernya tampak berat dan serius. Itulah sebabnya aku tidak berani memastikan drama ini menjadi proyek berikutnya walau drama ini sudah berada dalam radarku. Tapi setelah aku menonton episode pertamanya, aku langsung jatuh cinta. Terutama pada Ha Ji-won. Aksen Korutnya cute banget^^ Walau ia tetap menjadi wanita jagoan tapi dalam drama ini ia juga menonjolkan sisi feminimnya. Lee Seung-si seperti biasa berperan sebagai pria kekanakkan dan manja. Benar-benar menyebalkan. Tapi chemistrynya dengan Ha Ji-won ruarrrr biasa. Hanya dengan bertatapan sudah mengena di hati *lebaydotcom* Ternyata drama ini tidak seserius yang kukira pada awalnya. Walau di tengah drama akan ada perubahan besar terjadi dan drama ini mungkin akan bergeser ke sisi gelap dan serius, tapi setelah MoonSun kurasa aku bisa menangani ketegangan dengan cukup baik hehe mudah-mudahan masih ada lucunya ya D Drama ini mengambil setting seandainya Korea Selatan masih dipimpin oleh Raja. Sama seperti dalam My Princess, Raja tidak memegang pemerintahan seutuhnya tapi secara teknis dipimpin oleh Perdana Menteri kalo dalam My Princess ada Presidennya. Drama ini juga berandai-andai jika Korut dan Korsel di ambang perdamaian walau perang dingin yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya masih belum bisa dilupakan. So, mari kita mulai^^ Tahun 1989, Republik Korea Selatan, Istana Baru. Hari menjelang malam, lampu-lampu di istana mulai dinyalakan. Pengawal istana mengganti giliran jaga. Tak lama kemudian beberapa mobil berhenti di depan istana. Orang-orang di dalam mobil itu turun dan memasuki istana. Seorang pemuda menyaksikan kedatangan mereka dari balik jendela. Pemuda itu berjalan menuju lobi istana. Istana yang dari luar tampak sepi ternyata sebaliknya. Orang-orang lalu lalang membawa laporan dan telepon terus berdering. Pria yang turun dari mobil tadi adalah Sekretaris Negara Eun Gyu-tae Lee Soon-jae. Ia baru saja hendak memulai rapat ketika teleponnya atau walkie talkie ya? Jaman dulu kan belum ada ponsel p berdering. Setelah menerima telepon, ia segera meninggalkan ruang rapat menuju bagian istana kediaman keluarga kerajaan. Pemuda yang menyaksikan kedatangannya dari balik jendela adalah Putera Mahkota Lee Jae-kang. Ia berjalan menyusuri koridor istana dan berpapasan dengan Sekretaris Eun. Sekretaris Eun memberi hormat. Putera Mahkota dengan khawatir bertanya apakah perang sudah dimulai. Sekretaris Eun tersenyum dan mempersilakannya masuk ke dalam ruang keluarga kerajaan. Di ruang keluarga istana, Raja dan Ratu sedang menonton berita dari televisi. Reporter menyiarkan berita langsung dari Tembok Berlin, Jerman. Raja memberi isyarat agar Putera Mahkota duduk di sebelahnya dan ikut menonton. Penyiar memberitakan sukacita rakyat Jerman karena runtuhnya Tembok Berlin tembok pemisah Jerman Barat dan Timur. Dengan runtuhnya tembok itu, rakyat Jerman seluruhnya bersatu. Saat mereka sedang serius menonton tiba-tiba seorang anak kecil masuk dan berteriak kalau mainannya rusak. Ratu segera menenangkan anak itu agar tidak ribut. Anak itu adalah Pangeran Lee Jae-ha. Putera Mahkota menegur adiknya yang masih bermain walau sudah malam. “Bukan urusan Kakak!” sergah Jae-ha. Jae-kang bertanya apakah Jae-ha sudah menulis diarinya. Jae-ha balik bertanya siapa yang membiarkan kakaknya menonton TV hingga malam. Raja menegur Jae-ha karena tidak sopan terhadap kakaknya. Ratu buru-buru menyuruh Jae-ha kembali tidur. Raja dan Jae-kang kembali menyimak berita. Raja tampaknya kagum dan senang dengan runtuhnya Tembok Berlin. Ratu membawa Jae-ha untuk mengikuti pelajaran di sebuah sekolah. Ratu seorang yang rendah hati. Ketika para pejabat sekolah dan para guru menyambutnya dengan hormat dan seorang anak perempuan memberikan sebuket bunga pada Ratu, ia berkali-kali mengucapkan terima kasih. Perhatian Jae-ha langsung tertuju pada si anak perempuan. Tanpa tedeng aling-aling ia langsung bertanya siapa namanya. “Jae-ha,” tegur ibunya. Jae-ha tidak mempedulikan ibunya. Ia malah maju dan menanyakan usia anak itu. “Kau cantik,” tambahnya. Ratu speechless… “Usia saya 13 tahun, Pangeran,” jawab anak perempuan itu. “Datang dan bermainlah ke istana besok. Kau tahu alamatnya kan? Distrik Jongno, Istana Baru, No. 1,” ujar Jae-ha. “Jae-ha,” Ratu menarik puteranya. Para pejabat sekolah tertawa. Kepala sekolah memuji Jae-ha seorang anak yang pintar, ia pasti menawan hati semua murid wanita di sekolah ini. “Di mana kakakku?” tanya Jae-ha tidak peduli. Tanpa menunggu jawaban Kepala Sekolah ia langsung masuk ke dalam. Di dalam sekolah, Jae-kang sedang menghadapi masalah. Ia disergap oleh beberapa orang temannya di dalam kelas. Seorang anak dengan angkuh berkata ayahnya telah menyumbangkan 500 juta won pada kerajaan. Berarti uang yang digunakan oleh keluarga kerajaan adalah uang keluarganya. Ia memperingatkan agar Jae-kang bersikap baik padanya. Jae-kang tidak bisa membalas perkataan itu karena itu adalah kebenarannya. “Terima kasih. Aku akan menggunakannya dengan baik,” ujarnya. Jae-kang hendak kembali membersihkan kelas tapi temannya tidak puas. Sepertinya ia berharap Jae-kang membalas hingga merusak reputasinya. “Apa kau menganggap kau lebih baik dari kami?” bentaknya. “Jadi apa yang harus kulakukan?” tanya Jae-ha tak bisa menahan kekesalannya. “Apa yang kau pelototi, berandal!” bentak anak itu. Brakk!! Pintu kelas terbuka. Semuanya menoleh. Jae-ha berdiri di ambang pintu. “Apa yang kalian lihat? Apa yang kaupelototi, berandal?!” bentak Jae-ha sambil melemparkan penghapus papan tulis. Tepat mengenai dahi anak kaya yang sombong itu. “Selain uang, apa lagi yang kalian miliki? Beraninya berbicara seperti itu pada kakakku!!” dengan berani Jae-ha menghampiri mereka dan menendang anak itu lalu menjambak rambutnya. Jae-kang buru-buru menarik adiknya. Anak sombong itu tentu saja tidak terima dipukul oleh anak kecil. Ia maju dan mendorong Jae-ha hingga Jae-ha terjatuh. Kali ini Jae-kang tak tinggal diam. Ia meninju anak sombong itu. Perkelahian pun tak terhindarkan lagi. Seorang anak yang selama ini hanya menyaksikan dengan berdiri di dekat pintu, mengeluarkan bolpen dari sakunya. Lalu ia tiba-tiba maju dan menghujamkan bolpen itu ke punggung Jae-ha. Jae-ha berteriak kesakitan dan jatuh ke lantai. Jae-kang berteriak memanggil adiknya. Para pengawal istana masuk dan segera menolong Jae-ha dan Jae-kang. Anak yang menusuk Jae-ha diam-diam memasukkan bolpen itu kembali ke saku celananya. Jae-kang merawat luka adiknya di laboratorium sekolah. Jae-kang berkata ia telah menelepon Sekretaris Kim dan memintanya agar merahasiakan peristiwa ini dari ibunya. Jae-ha bertanya apalah anak yang telah menusuknya telah ditangkap. Jae-kang berkata anak itu dari kelas lain. Ia juga baru pertama kali bertemu dengan anak itu. “Dasar brengsek, kau akan mati jika aku menyentuhmu,” gerutunya. “Mengapa kau menerobos masuk? Kau begitu kecil,” ujar Jae-kang. “Karena Kakak akan dilukai. Jika kakak terluka, apa yang harus kulakukan? Kakak akan menjadi Raja di masa yang akan datang.” “Bodoh, apa kau begitu mengkhawatirkanku?” tanya Jae-kang. Ia tersenyum dan mengacak rambut adiknya dengan penuh kasih sayang. Jae-ha menepis tangan kakaknya dan bergidik geli. Jae-kang berkata tidak apa-apa jika ia terluka, Jae-ha bisa mengambil alih posisinya. Jae-ha berkata itulah sebabnya ia tadi turun tangan, ia tidak mau menjadi Raja. “Jika aku menjadi Raja, aku harus belajar mati-matian dan semua orang akan mengatur hidupku. Aku tidak bisa main game dan aku akan dipanggil ke berbagai tempat aneh setiap hari. Mengapa aku ingin menjadi Raja? Apa aku gila?” Jae-ha bergidik, membayangkannya saja sudah membuatnya ngeri. Jae-kang kesal mendengar perkataan adiknya yang dianggapnya tidak bertanggung jawab. Tapi Jae-ha tidak peduli. Ia berkata jika kakaknya mengungkit hal seperti ini lagi, bahwa kakaknya akan terluka dan ia harus mengambil alih sebagai Raja, maka kakaknya akan mati. Tentu saja ini ancaman kosong dan Jae-kang mengetahuinya. Tapi Jae-kang kesal karena adiknya sama sekali tidak mengerti tanggung jawab sebagai seorang keluarga kerajaan, sebagai seorang Pangeran yang menjadi pewaris kedua posisi Raja. “Diam di sini dan renungkan kesalahanmu selama 10 menit,” kata Jae-kang sambil berjalan keluar. Ia mengunci ruang laboratorium. Jae-ha bingung sebenarnya apa kesalahannya. Ia berteriak agar kakaknya membuka pintu. Pintu tidak dibuka. Jae-ha berbalik dan melihat sesosok bayangan dari balik jendela. Bayangan itu mengacungkan-acungkan sebuah benda, sepertinya bolpen. Jae-ha mendekati jendela dan hendak membukanya tapi jendela itu macet. Bayangan itu menulis di kaca yang berembun. “I am KING”. Jae-ha menatap jendela itu lekat-lekat. Orang yang membuat tulisan itu mengelap kaca dengan tangannya hingga wajahnya terlihat. Anak yang menusuk Jae-ha dengan bolpen. Anak itu tersenyum lalu berbalik pergi. Jae-ha berusaha membuka jendela itu dan berteriak menyuruh anak itu berhenti. “Jika aku menangkapmu, kau pasti mati!” makinya sambil berusaha membuka jendela. 23 tahun kemudian….. Prang!! Kaca jendela pecah. Seorang tentara megap-megap kehabisan nafas dan berusaha mengeluarkan kepalanya dari jendela. Seorang tentara lain menariknya kembali masuk. “Tidak!! Aku tidak mau!! Aku akan mati..uhuk…uhuk…” Ia terbatuk-batuk sambil diseret kembali ke dalam ruangan yang penuh asap. Ia adalah Pangeran Jae-ha Lee Seung-gi yang telah dewasa. Ia sedang menjalani wajib militer. Dalam keadaan terbatuk-batuk, kehabisan nafas, berkeringat, dan lemas, para tentara itu diperintahkan untuk jongkok-berdiri berulang kali dan menyanyikan lagu wajib tentara. Ckckck…latihan yang aneh…. Mungkin begitu juga yang ada di pikiran Jae-ha. Ia meronta melepaskan diri dan menarik masker yang terikat di kepala instrukturnya. Tak berhasil, ia menerobos ke luar gedung dan muntah-muntah di tanah. Dua orang tentara membantunya berdiri. Seseorang berteriak agar mereka tenang karena Jae-ha anggota keluarga kerajaan agar tidak dihukum berat. Jae-ha menghambur ke komandan pelatihan dan meminta rokok. Komandan segera menyuruh Jae-ha dibawa kembali ke wisma tentara. Jae-ha terus mengomel. Putera Perdana Menteri diperbolehkan tidak mengikuti wajib militer dan ia adalah anggota keluarga kerajaan. Mengapa ia harus berkali-kali mengikuti latihan seperti ini? Ia berbalik dan memaki-maki komandannya. Kalimat favoritnya? “Kau pasti mati!” Hutan pinus, bagian utara Laut Kuning, pk. Beberapa mobil melewati perbatasan, memasuki wilayah Korea Selatan. Itu adalah para petinggi militer Korea Utara yang akan mengadakan pertemuan dengan Raja. Raja berjalan ke ruang pertemuan. Ia adalah Jae-kang Lee Sung-min yang telah menggantikan ayahnya yang telah wafat. Jae-kang memasuki ruang pertemuan. Para petinggi militer dari Korut dan Korsel memberi hormat. Jae-kang memulai pidatonya. “Duapuluh tiga tahun lalu, ketika Tembok Berlin diruntuhkan, Ayahku berkata kami juga berharap suatu hari nanti Utara dan Selatan bisa berlatih bersama’. Setelah melewati 23 tahun, impian ini akhirnya menjadi kenyataan. WOC World Officers Championship adalah kompetisi bagi para pejabat milter. Para pejabat militer dari 18 negara akan berkumpul dan mempertunjukkan keahlian mereka dalam kompetisi ini. Pejabat militer dari Utara dan Selatan akhirnya bergabung untuk menjadi satu tim. Aku tidak meminta banyak. Aku menginginkan rakyat Korea Utara dan Selatan hidup dalam kedamaian tanpa takut akan terjadinya perang. Adalah harapanku bahwa WOC tahun ini menjadi langkah pertama menuju ke sana.” Perjanjian kerjasama ditandatangani perwakilan dari kedua negara sementara Raja menyaksikan dengan terharu. Ia menoleh dan tersenyum pada seorang pejabat militer dari Korea Utara. Pada saat ramah tamah, Raja bertanya pada pejabat itu apakah Korea Utara sudah menentukan tim yang mengikuti WOC. “Iya, tapi diantaranya ada seorang wanita.” “Wanita? Ohh..jadi dalam tim kita ada seorang pejabat wanita?” “Iya, tapi aku merasa sedikit malu. Sebenarnya dia adalah puteriku.” Lalu pejabat itu mulai menceritakan dengan berapi-api kehebatan puterinya yang berkemampuan tinggi. “Dia adalah Nomor ! Nomor 1! Di antara pejabat wanita lainnya dalam milisi kami, dia yang terbaik.” Pokoknya hebat banget lah^^ Raja sampai terkagum-kagum mendengar penuturan pejabat itu. “Namanya…?” tanya Raja. Tuk tik tak…suara sepatu kuda? Bukan. Suara sepatu seorang wanita yang berjalan menyusuri koridor di gimnasium Pyongyang Korea utara. “Komrad Kim Hang-ah!!” panggil seorang prajurit. Wanita itu menoleh. Yup, dialah si wanita hebat yang sangat dibanggakan ayahnya. Kim Hang-ah Ha Ji-won. Kim Hang-ah menghambur masuk ke ruang perawatan. Seorang pria mengaduh kesakitan. Lengannya mengalami dislokasi hingga tak bisa melanjutkan kompetisi. Komandan mereka menarik nafas panjang. Kompetisi sudah memasuki ronde penentuan, sangat disayangkan kalau mereka menyerah sekarang. Ia menoleh pada Hang-ah. “Mengapa kau melihatku? Aku tidak akan melakukannya menggantikan pria yang terluka itu,” kata Hang-ah. “Kalian, saat pertempuran satu lawan satu, siapa yang muncul dalam benak kalian?” tanya si komandan pada para junior Hang-ah. Awalnya mereka hanya mengangguk lalu mereka satu per satu menjawab Senior Kim Hang-ah. “Perhatian!!” Hang-ah memberi perintah. Para juniornya langsung berdiri tegap. Komandan berkata sebaiknya Hang-ah yang maju karena ia memang yang terbaik. Hanya sekali ini saja, mengapa Hang-ah tidak mempertunjukkan kebolehannya. “Justru aku sudah sering memperlihatkannya,” protes Hang-ah. Dan sebentar lagi ia hendak pergi keluar. Bukankah Komandan sudah memberi ijin? Komandan mengancam akan mencabut ijin keluarnya jika Hang-ah tidak mau berpartisipasi. Gaya otoriter. Tapi tidak mempan untuk Hang-ah. Ia berkata mengapa komandan berubah-ubah dalam memberi perintah, seperti amatiran saja. Komandan menarik nafas panjang. Ia mulai membuka pakaiannya. “Kalau begitu aku tidak punya pilihan. Bahkan dalam usiaku sekarang aku tidak punya pilihan lain selain maju. Haahh…ini akan membunuhku…Aigooo, pinggang tuaku….ini akan membunuhku,” keluhnya. Ia lalu memaksa membuka seragam tanding prajurit yang patah tangan itu. Gaya memelas. Prajurit itu mengaduh kesakitan, sampai mati pun ia tidak akan pernah melepas seragamnya karena sakit LOL^^ And it’s work. Hang-ah memejamkan matanya menyerah. Kompetisi Tarung Gaya Bebas Tentara Rakyat Korea ke -32. Lawan memasuki arena, disambut dengan tepuk tangan para penonton. Selanjutnya Hang-ah. Ternyata sambutannya lebih meriah. Mereka meneriakkan nama Hang-ah. Lawan menyapa Hang-ah. Hang-ah mengajaknya bertarung dengan aman. Peluit dibunyikan. Mereka mulai berhadapan. Hang-ah mengajak bicara lawannya “Hei, aku harus pergi setelah ini, jadi…” Belum selesai Hang-ah berbicara, lawan sudah memberi serangan tendangan yang berhasil dielak oleh Hang-ah. Penonton terus menyerukan nama Hang-ah. Lawan tentu saja tidak suka. Ia menyerang tapi Hang-ah menjepit lehernya dari belakang. “Apa kau mau mati? Kita hanya membuang waktu,” tanya Hang-ah. Pria itu menyikut Hang-ah. Komandan atasan Hang-ah kesal melihat murid kesayangannya dilukai. Hang-ah diserang bertubi-tubi tapi ia berhasil melawan dan menjatuhkan lawannya. Hang-ah mengusap bibirnya. Berdarah. Ia kesal, bukankah ia sudah meminta pertarungan yang aman. Nasi sudah menjadi bubur, bibir sudah sobek, pertarungan pun menjadi serius. Oya, kabarnya Ha Ji-won tidak memakai pemeran pengganti untuk adegan pertarungan ini...pengaruh pernah menjadi Gil Ra-im kali ya^^ Lawan diserang habis-habisan oleh Hang-ah. Merasa terpojok, lawan mengambil kursi dan siap memukulkannya pada Hang-ah tapi Hang-ah berhasil mengelak dan menjatuhkan kursi itu. Hang-ah mengakhiri kompetisi dengan mengeluarkan jurus tendangan berputar gaya Geum Jan-di. Lawan terkapar di lantai. Komandan Hang-ah bersorak senang. Hang-ah mendekati lawannya. “Kau bahkan tidak bisa memukulku dan kau begitu serius membandingkan kekuatan?!!” Hang-ah menyepaknya sekali lagi dan meninggalkannya. Hang-ah memerhatikan wajahnya di cermin. Ia telah mengenakan make-up dan berdandan rapi tapi ia kesal melihat ujung bibirnya yang terluka. Ia menutup cerminnya dan berlari-lari kecil dengan riang menuruni tangga stasiun kereta bawah tanah. Dua tamannya sudah menunggu. Mereka melambaikan tangan pada Hang-ah. Dan keduanya membawa anak. “Ada apa dengan wajahmu?” tanya seorang temannya. Hang-ah menunjuk bibirnya yang terluka, “Apakah begitu kelihatan?’ “Bukan itu. Tapi wajahmu yang penuh bintik. Bukankah aku sudah menyuruhmu memakai krim ginseng?” “Aku sudah memakainya tapi ini terlalu banyak.” Temannya memperingatkan jika kali Hang-ah gagal lagi, mereka akan semakin sulit mencarikan pria lain. Hang-ah mengangguk mengerti. “Aku merasa lebih baik kali ini. Ia tahu aku dalam ketentaraan tapi ia tidak keberatan,” kata Hang-ah. Temannya malah merasa pria itu seperti playboy. Ia mengusulkan agar Hang-ah berbicara pada ayahnya. Ia pasti mengenal banyak pria tampan di kantornya. “Apa kau tidak tahu? Bagi ayahnya dia adalah Hwang Jin-yi Ha Ji-won pernah berperan sebagai Hwan Jin-yi dalam drama Hwang Jin-yi. Tidak ada pria yang cukup baik baginya,” timpal temannya yang lain. Mereka berkata pokoknya hari ini Hang-ah harus berhasil. “Pada usiamu sekarang, tidak banyak wanita yang belum pernah kiss.” “Aku harus kiss juga? Hei..itu sangat memalukan,” kata Hang-ah tersipu malu. Temannya berkata ia memiliki seorang teman yang baru 3 kali kencan langsung tidur bersama wah…ini tidak boleh ditiru ya >,<. Sedangkan Hang-ah sudah 5 kali kencan dengan pria ini. Mereka berkata jika Hang-ah tidak berani melangkah maka hubungannya tidak akan ada kemajuan. Dan teman-teman prianya nanti hanyalah para tentara. “Benar! Tidak ada lagi tentara pria. Aku sudah banyak memilikinya,” Hang-ah bertekad. Hang-ah pergi berkencan. Hang-ah dengan gugup melihat tangannya. Ia ingin meraih tangan pria itu tapi ia tak berani. Ia terus menatap ke bawah. Pria itu menyadarinya dan berhenti berjalan. “Ma…maafkan aku,” ujar Hang-ah. Pria itu tersenyum dan berjalan kembali. Lalu pelan-pelan ia meraih tangan Hang-ah dan menggenggamnya. Hang-ah terkejut…dan senang… Pria itu melihat berkeliling dan menarik Hang-ah. Di balik sebuah gedung, pria itu mendekati Hang-ah dan hendak menciumnya. Saatnya sudah tiba bagi Hang-ah. Ia memejamkan matanya. Pria itu semakin mendekatinya. Jep…tanpa sadar Hang-ah menangkap wajah pria itu dan menatapnya tajam. Pria itu terkejut. Demikian juga dengan Hang-ah setelah menyadari apa yang ia lakukan. “Karena aku tidak bisa mendorong wajahmu, maka…” Pria itu terlihat kesal dan tersenyum sinis. “Lain kali…” Hang-ah berusaha memperbaiki situasi. “Aku akan meneleponmu nanti,” potong pria itu. Ia pergi meninggalkan Hang-ah. Hang-ah menunduk sedih dan memandangi tangannya. Pria itu tak pernah menelepon. Hang-ah menyampaikan pada atasannya ia tidak bersedia berpartisipasi dalam WOC. Atsannya membujuknya, dengan mengikuti saja tanpa menang pun sudah menjadi kehormatan. Hang-ah bersikeras ia tidak mau ikut. Komandan tidak menyerah. Ini adalah pertama kalinya Utara dan Selatan bergabung bersama dalam sejarah. Ia minta Hang-ah memikirkannya kembali. Hang-ah adalah bagian dari militer dan ia harusnya punya rasa tanggungjawab sebagai pejabat wanita yang pernah muncul di TV nasional. “Karena itu!! Satu kali saja masuk televisi, seluruh negeri berpikir aku wanita yang menakutkan. Aku tidak tahu apa yang akan orang-orang katakan jika aku memperlihatkan diriku pada dunia kali ini. Wanita ini seorang wanita yang bisa menjatuhkan 12 pria sendirian, jadi jangan membuat masalah dengannya. Apakah itu yang ingin perlihatkan pada dunia?” “Dari yang kulihat, bukan karena kau seorang pejabat militer hingga kau dijauhi pria, tapi temperamenmu yang buruk. Tanpa mempedulikan tempat kau berteriak dan membentak, tentu saja para pria itu… ” “Tentu saja, semua itu salahku. Hanya untuk melatih para prajurit pria, aku marah-marah setiap hari. Sementara gadis lain mendandani diri dengan cantik, aku masih melatih di lapangan. Ini kesalahanku karena bergitu berbakti pada tanah air. Puas sekarang?” Hang-ah cemberut. Komandan itu bertanya jadi penyebab ketidakikutsertaan Hang-ah dalam WOC adalah karena takut WOC mengganggu kehidupan cintanya. “Bagaimana bisa dibilang kehidupan cinta? Ini adalah hidupku!” sergah Hang-ah tak percaya. “Aku mengerti. Aku mengerti. Aku akan bertanggung jawab,” ujar Komandan. Hang-ah kebingungan, apa maksudnya bertanggung jawab. Komandan itu berkata asalkan ia bisa menemukan pasangan bagi Hang-ah maka Hang-ah akan ikut WOC. Hang-ah terdiam. Deal! Maka Hang-ah dan rekan-rekannya menyeberangi perbatasan. Ayahnya ikut mengantar mereka. Pers memberitakan kedatangan mereka. Hang-ah baru kali ini memasuki Korea Selatan. Ia mengamati pemandangan sekitarnya. Ia tersentak melihat billboard Rain. “Pria itu namanya Jung Ji-hoon. Bintang terkenal di dunia. Belum lama ini ia bergabung dengan militer dan menjadi prajurit,” Hang-ah mengucapkannya seakan Rain target operasi hehe^^ “Itu adalah Dong-won. Juga dalam wajib militer. Hah! Pria itu Jo In-sung! Dia dalam Angkatan Udara,” ujar Hang-ah gembira. Temannya berkata Angkatan Udara Korsel sangat berbahaya. “Tentu saja tidak! Mungkin saja ia akan berlatih bersama kita,” Hang-ah tersenyum senang seakan bertemu idolanya, “Jika ia Jo In-sung mendapat banyak penghargaan dan medali mungkin saja…ah tapi ia telah keluar wamil tahun kemarin,” Hang-ah menepuk tangannya kecewa. Jejejenggg… billboard Hyung Bin!! “Oh!!” Hang-ah menempelkan wajahnya ke jendela, “Hyun- Binnie!! Dia juga ada. Dia baru masuk wamil setahun. Walau dia bukan tentara tapi dia sangat terkenal. Ada kemungkinan ia bisa berlatih bersa…” Ketiga aktor yang disebut Hang-ah pernah berakting bersama Ha Ji-won. Kang Dong-won dalam film The Duelist, Jo In-sung dalam drama Memories in Bali, Hyun Bin pasti udah pada tau dong ya...dalam drama Secret Garden^^ “Komrad Kim Hang-ah, apa kau suka pria tampan seperti mereka?” tanya Komrad Rhi Kang-seok Jung Man-shik meledek. Hang-ah protes, ia tidak hanya melihat penampilan luar. Pria itu Hyun Bin masuk Angkatan Laut dan itu sama saja dengan Korps Marinir Korut yang terbaik. Ia berkata sebagai pemimpin tim tentu saja ia ingin merekrut yang terbaik. Kang-seok berkata dengan nada meremehkan, pengalaman 2 tahun wamil tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang telah berlatih selama sepuluh tahun. Tapi ia terkejut saat melihat sesuatu di luar jendela. Layar di atas sebuah gedung menayangkan Girl’s Generation. Ia terbata-bata menanyakan apa yang sedang mereka lakukan dengan baju minim dan kaki jenjang pada cuaca dingin seperti itu setting video klipnya bersalju. Hang-ah berkata mereka sedang menari dan mereka adalah grup terkenal di Korsel. “Mereka cantik, bukan?” ledek Hang-ah. Kang-seok berdehem dan pura-pura tidak tertarik. Hang-ah bertanya-tanya kosmetik apa yang dikenalkan para gadis itu hingga wajah mereka begitu mulus. Ia teringat percakapannya dengan atasannya. “Posisi 4. Berpartisipasi dalam WOC dan mendapat posisi 4 sudah cukup. Pernikahan Komrad Kim Hang-ah akan dibereskan oleh ketentaraan.” Hang-ah berkata ia pemilih jadi ia tidak akan menyetujui begitu saja pria pilihan itu. Komandannya meyakinkan ia akan membantu Hang-ah untuk menemukan orang yang cocok.. Baik 100 atau 1000 orang, ia akan mencarikannya untuk Hang-ah. Hang-ah tersenyum senang. Ia berharap atasannya memegang janji. Kalau saja pria itu bisa setampan mereka Rain, Jo-In-sung, dan Hyung Bin, ia berangan-angan. [BERSAMBUNG KE BAGIAN 2] Note Walah aku keasikan ngetik sampe ngga sadar kalau ceritanya cukup panjang. Aku menceritakan dengan detil karena episode 1 ini mencakup perkenalan tokoh yang cukup banyak dan cukup penting untuk mengenali karakter mereka dari awal. Terpaksa aku bagi dua ya, supaya ngga susah dibuka. Bagian 2 akan aku lanjutkan besok^^
TheKing 2heartsmengikuti cerita seorang pangeran dan seorang instruktur pasukan elit di Korea Utara. Karakter Kim Hang Ah, (Ha Ji Won) Adalah seorang wanita legendaris yang menjadi instruktur unit pasukan elit yang bekerja di Korea Utara. Dengan pelatihan stamina, strategi, dan kekuatan, dia adalah seorang prajurit wanita sempurna.
O que dizer desse dorama maravilhoso? Não somente pelo clima de tensão que o mesmo aborda mas pela sensibilidade de mostrar em um mundo paralelo, duas Coreias que entraram em tratado de paz e que estão juntas para derrotar um inimigo em King 2 Hearts hangul 더킹 투하츠; Deo King Tu Hacheu é uma série de televisão sul-coreana exibida pela MBC entre 21 de março a 24 de maio de 2012, com um total de vinte episódios. É estrelada por Ha Ji-won e Lee Seung-gi. Seu enredo refere-se a um príncipe herdeiro sul-coreano que se apaixona por uma agente especial Coreia do Sul moderna é governada por uma monarquia constitucional descendente da dinastia Joseon. Lee Jae-ha Lee Seung-gi é o seu príncipe herdeiro, que não se preocupa com política e sente total relutância em ser o segundo na linha sucessória ao trono. Lee Jae-kang Lee Sung-min, o atual rei, o insere em uma colaboração militar conjunta com a Coreia do Norte, em uma tentativa de fazê-lo Coreia do Norte, Kim Hang-ah Ha Ji-won filha de um oficial do alto comando militar norte-coreano, é uma oficial das Forças especiais de seu país. Ela é enviada a Coreia do Sul para participar do treinamento militar conjunto, em uma missão crucial para o estabelecimento de relações amistosas entre os dois países separados. Jae-ha e Hang-ah se encontram e embora sejam inicialmente antagônicos entre si, se desencadeia entre eles uma amizade e subsequentemente Jae-ha se apaixona por Hang-ah. Enquanto tentam construir um relacionamento crescente, a vida de ambos muda quando o Rei Jae-kang e sua esposa são assassinados pelo grupo terrorista Club M, liderado por John Mayer / Kim Bong-gu Yoon Je-moon, um mágico misterioso que é obcecado em eliminar a família real e planeja governar em seu lugar. Agora coroado o novo rei da Coreia do Sul, Jae-ha deve aprender a ser responsável e proteger o país antes que seja tarde super recomendo esse dorama. Todas as partes são importantes e podemos ver o crescimento dos sentimentos dos personagens de uma forma que o Lee Seung-gi está muito bonito nesse drama. A trilha sonora também é muito boa. Transferir esse post do meu antigo blog do Wordpress que não me aceita mais e não consigo mais atualiza-lo.Kaliini aku mau posting sinopsis singkat Drama Korea " THE KING 2 HEARTS " yang dibintangi oleh Lee Seung Gi Oppa sama Si cantik Ha Ji Won.. bagiku ini drama korea yang bener-bener kelihatan banget perjuangannya .. dengan kekuatan cinta mereka dapat menyelesaikan semua problem yang terjadi. Dari masalah yang terjadi di keluarga kerajaan Korsel..
filmking 2 heart full-ykuxucokak's blog. film king 2 heart full-ykuxucokak's blog. Subscribe ykuxucokak's blog. 2017-12-13. film king 2 heart full
Oneday, calamity strikes the South Korean royal family, and Lee Jae Ha finds himself on the throne in the midst of negotiations between North and South Korea for ending the war. As part of the negotiation process, he and Kim Hang Ah find themselves betrothed to each other. Can these two learn to settle their differences for the sake of Korea? 3wJbru.